Demonstrasi Kontekstual Modul 3.1

TUGAS DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 3.1

PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN 

SEBAGAI PEMIMPIN

Nama CGP : Darmawan

Sekolah : SMKN Lengkong

Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat melakukan suatu analisis atas penerapan proses pengambilan keputusan berdasarkan pengetahuan yang telah dipelajarinya tentang berbagai paradigma, prinsip, pengambilan dan pengujian keputusan di sekolah asal masing-masing dan di sekolah/lingkungan lain.

Tugas Wawancara dengan Pimpinan/Kepala Sekolah:

CGP diminta untuk mewawancarai 2-3 pimpinan (kepala sekolah) di lingkungan Anda (salah satunya adalah pimpinan di sekolah asal Anda).

Hasil wawancara ini adalah untuk mendapatkan sebuah wacana tentang praktik pengambilan keputusan yang selama ini dijalankan, terutama untuk kasus-kasus yang di mana nilai-nilai kebajikan saling bersinggungan, atau untuk kasus-kasus dilema etika yang sama-sama benar.

Apa yang selama ini dilakukan pimpinan-pimpinan tersebut, praktik apa yang selama ini dijalankan?

Analisis praktik pengambilan keputusan dilema etika tersebut di antara para pemimpin yang Anda wawancarai, dan kaitkan dengan pengetahuan Anda sendiri tentang 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian.

Analisis dan lakukan refleksi atas hasil wawancara tersebut. Silakan unggah hasil wawancara dan refleksi Anda dalam bentuk video/audio/tertulis.

======================================================================

Saya melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah saya sendiri di SMKN Lengkong Kabupaten Nganjuk yaitu Bapak Supriyono, S.Kom., M.A.P.. Kemudian wawancara ke-2 dengan Kepala SDN Banjardowo 1 Ibu Intan Bayduri, S.Pd.SD.

Hasil wawancara 1 dengan Kepala SMKN Lengkong, Bapak Supriyono, S.Kom., M.A.P.

 

  • Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?

Tanggapan:

Banyak sekali permasalahan atau kasus-kasus yang ada di dunia pendidikan di sekolah yang harus dihadapi oleh kepala sekolah sebagai seorang pemimpin. Kasus-kasus yang terjadi terkait dengan kebutuhan dan kepentingan banyak orang, terutama murid. Namun ada faktor-faktor yang membuat masalah itu sebagai suatu dilema etika dan ada juga bujukan moral. Dari kasus yang dialami tentunya sebagai pemimpin sekolah harus bisa mengidentifikasi dengan berbagai parameter sebelum menentukan suatu keputusan. Dengan menggunakan berbagai cara agar bisa memetakan apakah kasus yang dihadapi merupakan dilema etika atau bujukan moral. Kemudian melakukan komunikasi dengan orang-orang yang terlibat untuk mengetahui aspek-aspek yang mungkin bisa ada atau muncul dalam masalah tersebut, seperti aspek hukum, aspek moral, dan aspek-aspek yang lain. Ada 4 paradigma yang perlu dicermati, 3 prinsip yang harus dipegang, dan 9 langkah pengujian agar masalah tersebut bisa diidentifikasi dengan baik sehingga menghasilkan keputusan yang bijak.

  • Selama ini, bagaimana Anda menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Anda, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan?

Tanggapan:

Dengan dua kepentingan yang sama-sama baik atau benar, maka saya harus menyeleksi kepentingan yang mendapat prioritas berdasarkan beberapa aspek, diantaranya apakah itu merupakan kepentingan perorangan atau banyak orang, berdampak sesaat atau jangka panjang, memenuhi rasa keadilan atau sekedar belas kasihan, dll,

  • Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini?

Tanggapan:

Menggali informasi dari setiap permasalahan, mulai dari penyebabnya, siapa saja yang terlibat, dan hasil yang ingin dicapai. Jika menggunakan dasar pertimbangan dari dalam diri maka memilih kebenaran yang paling kecil mudharatnya dan besar manfaatnya. Mengutamakan kepentingan peserta didik jika kasus itu berhubungan dengan peserta didi,. dengan berdasarkan pada prinsip berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan, dan berpikir berbasis rasa peduli. Mengambil keputusan yang bertanggung awab untuk dilaksanakan.

  • Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

Tanggapan:

Kasus dilema etika sebenarnya dapat diselesaikan dengan bijak, karena ada beberapa pertanyaan-pertanyaan yang mampu menjembatani masalah sehingga merujuk pada suatu pilihan keputusan yang bisa dianggap paling bijak. Butuh keberanian untuk mengambil resiko sehingga kasus dilema etika yang berdampak pada orang banyak terlebih lagi murid akan bisa cepat selesai.

  • Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

Tanggapan:

Tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika salah satunya yaitu bahwa keputusan yang diambil  tidak bisa memuaskan semua orang atau tidak memenuhi keinginan sebagian orang. Dan sekalipun itu keputusan yang mungkin tidak pas, maka sebagai pihak yang ada di dalamnya harus tetap melaksanakan keputusan yang sudah diambil.

  • Apakah Anda memiliki sebuah tata kelola atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Anda langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Anda jalankan?

Tanggapan:

Tidak ada jadwal khusus untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Tergantung tingkat prioritas kasus yang dihadapi saat itu, dan juga kompleksitas kasusnya. Jika melibatkan banyak orang bisa saja perlu waktu khusus, namun jika dirasa sederhana maka bisa segera diambil keputusan.

  • Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?

Tanggapan:

Semua warga sekolah atau orang yang berkompeten dibidangnya akan mempermudah atau membantu saya dalam mengambil keputusan.

  • Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Anda petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika?

Tanggapan:

Pembelajaran yang saya dapatkan dari pengalaman saya mengambil keputusan dilema etika diantaranya adalah sebagai seorang penentu kebijakan maka harus bisa sedini mungkin mengidentifikasi masalah yang muncul, melakukan tindakan awal dengan pengujian-pengujian, menentukan paradigma yang dihadapi, mengambil keputusan yang lebih besar manfaatnya, dan diutamakan untuk pemenuhan kebutuhan murid.

Hasil Wawancara 2 dengan Kepala SDN Banjardowo 1, Ibu Intan Bayduri, S.Pd.SD.

  • Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?

Tanggapan:

Dengan menganalisa kasus yang saya hadapi dan mengklasifikasikan apakah termasuk dilema etika (benar lawan benar) atau bujukan moral (benar lawan salah). Dilema etika merupakan situasi yang terjadi ketika harus memilih dan memutuskan antara dua pilihan yang kedua pilihan itu benar, namun secara moral tetapi bertentangan. Sedangkan bujukan moral (benar lawan salah) yaitu situasi ketika mengambil keputusan antara benar dan salah. Dalam melakukan analisa dengan memperhatikan prinsip, paradigma dan aspek-aspek pengambilan keputusan.

  • Selama ini, bagaimana Anda menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Anda, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan?

Tanggapan:

Dalam menyelesaikan masalah tersebut ada beberapa cara yang saya lakukan, yaitu : mengumpulkan fakta yang terjadi, siapa saja yang terlibat, menganalisis benar salahnya, membuat alternatif solusi, membuat keputusan dan mengevaluasi keputusan tersebut.

  • Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini?

Tanggapan:

  • Menggali informasi dari berbagai pihak terkait
  • Mengumpulkan fakta yang terjadi
  • Siapa saja yang terlibat
  • Menganalisis benar salahnya
  • Membuat alternatif solusi
  • Membuat keputusan
  • Mengevaluasi keputusan tersebut
  • Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

Tanggapan:

Menelaah siapa saja yang terlibat, menganalisis kasus tersebut mendesak atau tidak dan berusaha mengambil keputusan yang terbaik.

  • Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

Tanggapan:

Ketika masalah tersebut mempunyai nilai yang sama sama penting tetapi harus ada yang didahulukan dan adanya peraturan yang harus kita laksanakan.

  • Apakah Anda memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Anda langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Anda jalankan?

Tanggapan:

Tidak ada jadwal khusus, tetapi ada prosedur menganalisis, mempertimbangkan dan memusyawarahkan kasus dilema etika tersebut secara formal maupun non formal.

  • Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?

Tanggapan:

Yang mempermudah atau membantu adalah orang-orang yang terlibat atau terkait dalam permasalahan dilema tersebut.

  • Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Anda petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika?

Tanggapan:

Sebelum kita mengambil keputusan kita harus menganalisa kasus yang ada, melakukan pertimbangan-pertimbangan karena setiap keputusan tidak biasa memuaskan semua pihak. Semua pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan harus siap menerima dan menghormati setiap keputusan yang telah ditetapkan.

Daftar Tugas/Checklist Refleksi Wawancara: 

No.

Tugas

Ada (A)/

Tidak Ada (TA)

1. Isi: Hal-hal menarik apa yang muncul dari wawancara tersebut, pertanyaan-pertanyaan mengganjal apa yang masih ada dari hasil wawancara bila dibandingkan dengan hal-hal yang Anda pelajari seperti 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian, apa yang Anda dapatkan? A
2. Isi: Bagaimana hasil wawancara antara 2-3 pimpinan yang Anda wawancarai, adakah sebuah persamaan, atau perbedaan. Kira-kira ada yang menonjol dari salah satu pimpinan tersebut, mengapa, apa yang membedakan?

A

3. Isi: Apa rencana ke depan para pimpinan dalam menjalani pengambilan keputusan yang mengandung unsur dilema etika? Bagaimana mereka bisa mengukur efektivitas pengambilan keputusan mereka?

A

4. Isi: Bagaimana Anda sendiri akan menerapkan pengambilan keputusan dilema etika pada lingkungan Anda, pada murid-murid Anda, dan pada kolega guru-guru Anda yang lain? Kapan Anda akan menerapkannya?

A

5. Teknis: Kejelasan suara/tulisan di video/blog naratif Anda, format apa yang akan gunakan, sudahkah Anda mengujinya/membacanya dan melihat hasilnya/membayangkan bila orang lain membaca tulisan Anda?

A

6. Teknis: Durasi waktu/panjang tulisan, apakah sudah diuji untuk maksimal dan minimal waktu berbicara, atau apakah sudah ditinjau isi dan panjang tulisan Anda, dan kepadatan/intisari materi yang Anda ingin sampaikan?

A

Penjelasan:

  1. Hal-hal menarik apa yang muncul dari wawancara tersebut, pertanyaan-pertanyaan mengganjal apa yang masih ada dari hasil wawancara bila dibandingkan dengan hal-hal yang Anda pelajari seperti 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian, apa yang Anda dapatkan?

Selama melakukan wawancara, saya merasa tidak ada pertanyaan yang mengganjal dalam pikiran saya. Hal-hal yang menarik dari wawancara tersebut diantaranya ada  kasus yang diselesaikan dalam proses yang lama sampai menanti adanya perubahan dari sikap murid yang bermasalah.

  1. Isi: Bagaimana hasil wawancara antara 2-3 pimpinan yang Anda wawancarai, adakah sebuah persamaan, atau perbedaan. Kira-kira ada yang menonjol dari salah satu pimpinan tersebut, mengapa, apa yang membedakan?

Secara umum hasil wawancara dengan 2 pimpinan yang berbeda mempunyai kesamaan, walaupun tidak sama persis. Ada yang menonjol karena ketegasan dalam pengambilan keputusan lebih cepat dalam merespon masalah namun ada yang harus mempertimbangkan berbagai aspek dalam paradigma dan prinsip yang ditanamkan pada pimpinan tersebut.

  1. Isi: Apa rencana ke depan para pimpinan dalam menjalani pengambilan keputusan yang mengandung unsur dilema etika? Bagaimana mereka bisa mengukur efektivitas pengambilan keputusan mereka?

Setiap pimpinan pasti mempunyai rencana kerja ke depan, dan rencana tersebut ada kebijakan-kebijakan  yang akan dilakukan. Dalam melaksanakan kebijakan tentu ada keputusan yang diambil, dan mungkin saja ada kasus/masalah dilema etika dari kebijakan yang akan diputuskan. Maka dari itu perlu manajemen yang baik dan mempunyai metode yang tepat dalam pengambilan keputusan, diantaranya dengan mempertimbangkan 4 paradigma. 3 prinsip, dan 9 pertanyaan pengujian.

  1. Isi: Bagaimana Anda sendiri akan menerapkan pengambilan keputusan dilema etika pada lingkungan Anda, pada murid-murid Anda, dan pada kolega guru-guru Anda yang lain? Kapan Anda akan menerapkannya?

Saya akan menerapkan pengambilan keputusan dilema etika secara hati-hati dan mempertimbangkan berbagai aspek yang berkaitan dengan kasus/masalah yang dihadapi. Saya akan menerapkannya sesegera mungkin jika memang ada masalah yang cukup membuat dilema etika.

  1. Teknis: Kejelasan suara/tulisan di video/blog naratif Anda, format apa yang akan gunakan, sudahkah Anda mengujinya/membacanya dan melihat hasilnya/membayangkan bila orang lain membaca tulisan Anda?

Saya kira tidak ada masalah, dan cukup jelas untuk dipahami oleh pembaca.

  1. Teknis: Durasi waktu/panjang tulisan, apakah sudah diuji untuk maksimal dan minimal waktu berbicara, atau apakah sudah ditinjau isi dan panjang tulisan Anda, dan kepadatan/intisari materi yang Anda ingin sampaikan?

Menurut saya sudah cukup baik dari segi materi yang disajikan.

Posted in Guru Penggerak, Pendidikan.