Koneksi Antar Materi 3.1

Koneksi Antar Materi Modul 3.1

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

 

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Pratap Triloka adalah bagian dari filosofi yang dirumuskan oleh Ki Hajar Dewantara, dimana dalam filosofi tersebut menunjukkan bagaimana seharusnya seorang guru itu, yaitu Ing Ngarso sung Tulodho, Ing Madyo mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Seorang guru berada di depan seharusnya dapat menjadi teladan atau contoh kepada murid-muridnya, agar para murid dapat meniru tingkah laku sang guru. Seorang guru harus bisa membersamai murid dan juga harus dapat berpihak pada murid untuk membangun semangat dan memotivasi para murid dalam belajar. Di belakang seorang guru harus dapat mendorong murid-muridnya agar dapat berkembang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya. Oleh karena itu dalam mengambil suatu keputusan harus ingat dengan tujuan pendidikan yaitu keberpihakan dalam mencerdaskan murid, walaupun ada dilema etika atau bujukan moral yang harus dihadapi.

 

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita ini membentuk landasan moral dan etika kita, yang selanjutnya dapat mempengaruhi cara kita menilai atau memandang situasi sehingga mampu mengambil keputusan yang diprioritaskan. Jika kita memiliki nilai-nilai seperti integritas, empati, dan keadilan, maka kita lebih mengupayakan untuk mengambil keputusan yang lebih etis untuk kepentingan bersama. Namun sebaliknya, jika nilai-nilai seperti egoisme atau ketidakjujuran yang dominan, keputusan yang diambil hanya untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu sehingga dapat merugikan orang lain atau bahkan melanggar norma sosial.

 

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Materi pengambilan keputusan memiliki hubungan yang sangat erat dengan kegiatan coaching. Dalam coaching, seseorang akan dibimbing dan diarahkan agar dapat menemukan solusi dan setiap permasalahan yang dibicarakan yang kemudian dapat ditindaklanjuti. Pengambilan keputusan dalam coaching juga mempertimbangkan berbagai aspek yang mungkin bisa mempengaruhi keputusan yang diambil sebagai tindak lanjut.  Ketika seseorang telah mengambil keputusan tertentu, pendamping atau fasilitator dalam sesi coaching dapat membantu mengevaluasi keputusan tersebut secara kritis. Mereka dapat membantu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan, mengukur efektivitas, dan membantu mengatasi keraguan yang mungkin muncul. Pendamping dapat memberikan panduan yang berharga untuk meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan peserta, serta membantu mereka merespon pertanyaan atau kekhawatiran yang timbul terkait keputusan yang telah diambil. Dengan demikian, coaching dapat berperan penting dalam membantu individu mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan yang lebih efektif.

 

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kemampuan seorang guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial-emosionalnya memiliki dampak yang cukup signifikan pada pengambilan keputusan khususnya dalam menghadapi masalah dilema etika. Sebagai guru sebaiknya memiliki kepekaan sosial emosional yang baik, agar lebih mampu memahami perasaan dan perspektif beragam dari pihak terkait serta dapat lebih bijaksana. Guru mengelola sosial emosionalnya dengan baik, maka dalam mengambil keputusan dapat lebih seimbang antara kepentingan individu dengan kepentingan kelompok. Oleh karena itu, kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya sangat berperan penting dalam membentuk dasar pengambilan keputusan etis dalam konteks pendidikan.

 

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Setiap pendidik pasti memiliki nilai-nilai yang membentuk landasan moral mereka dalam menghadapi situasi dilema etika. Nilai-nilai yang dianut tersebut akan mempengaruhi sikap, keputusan, dan tindakan mereka. Studi kasus dapat membantu pendidik untuk merenungkan kembali nilai-nilai yang mereka anut, menguji konsistensi, dan memperbaiki praktik pendidikan mereka. Dengan demikian, nilai-nilai yang dianut seorang pendidik menjadi landasan utama dalam membimbing mereka dalam mengatasi dilema etika dalam dunia pendidikan.

 

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Keputusan yang diambil dengan bijaksana untuk kepentingan bersama dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang terkait dan dampak yang sudah diukur maka keputusan yang dihasilkan cenderung membawa dampak positif, kondusif, aman dan nyaman pada lingkungan. Jika ada keputusan yang tidak tepat yang berlandaskan suatu kepentingan tertentu saja maka dampaknya kurang baik dan dapat merusak hubungan antar sesama, menciptakan ketegangan, mengganggu iklim positif, dan merusak keamanan psikologis. Oleh karena itu, pengambilan keputusan yang bijak sangat berperan penting dalam membangun lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman terhadap semua anggotanya.

 

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan di lingkungan dalam menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus dilema etika memang masih terkait dengan perubahan paradigma yang berkembang di lingkungan sekitar saya. Dengan berkembangnya kemajuan jaman berkat teknologi canggih dan modern membuat perubahan dalam nilai-nilai masyarakat yang kemudian memunculkan dilema etika baru yang harus dihadapi. Sebagai seorang pendidik, saya harus terus beradaptasi dengan perkembangan ini, mempertimbangkan implikasi etika dalam konteks baru ini, dan menjalankan pengambilan keputusan yang sejalan dengan nilai-nilai yang ada saat ini. Perubahan paradigma ini juga menciptakan ketegangan antara nilai-nilai tradisional dan nilai-nilai modern, sehingga memerlukan pemikiran kritis dan pendekatan inklusif dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, tantangan dalam menghadapi kasus dilema etika seringkali terkait erat dengan dinamika perubahan paradigma yang ada di suatu lingkungan.

 

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengambilan keputusan sebaiknya memperhatikan dampaknya terhadap pengajaran yang  memerdekakan murid-murid. Hal ini sangat berpengaruh sekali terhadap kebutuhan murid dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan mereka. Berdasarkan potensi murid yang berbeda-beda maka dalam pengambilan keputusan juga memperhatikan keberagaman yang ada, sehingga mampu mewadahi setiap kepentingan murid. Dengan mengambil keputusan yang tepat terkait strategi pembelajaran, kurikulum, dan metode pengajaran, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan setiap murid untuk berkembang sesuai dengan potensinya yang unik. Oleh karena itu, keputusan tentang pembelajaran yang tepat harus didasarkan pada pemahaman mendalam tentang murid, mengakomodasi perbedaan mereka, dan memberikan dukungan yang sesuai.

 

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Seorang pemimpin pembelajaran sebaiknya dapat mengambil keputusan yang bijak karena akan sangat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya. Keputusan yang diambil oleh seorang pendidik dalam merumuskan visi dan misi sekolah, kurikulum, alokasi sumber daya, dan strategi pembelajaran, akan secara langsung mempengaruhi kualitas pendidikan yang disediakan. Apa yang diputuskan dan dilaksanakan selama di sekolah atau dunia pendidikan akan menghasilkan suatu insan yang kualitasnya sesuai dengan pengalaman selama di sekolah. Jika keputusan yang diambil didasarkan pada prinsip-prinsip pendidikan yang bermutu, inklusif, dan berorientasi pada perkembangan komprehensif murid, maka pemimpin pembelajaran dapat membantu menciptakan lingkungan yang mendukung, dan memotivasi murid untuk mencapai potensi terbaik mereka. Ini tidak hanya mempengaruhi prestasi akademik, tetapi juga membentuk karakter, nilai-nilai, dan keterampilan yang akan membimbing murid-murid dalam menjalani kehidupan dan menghadapi tantangan masa depan mereka.

 

Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan akhir dari pembelajaran modul ini adalah bahwa pengambilan keputusan, terutama dalam konteks pendidikan dan kepemimpinan sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai, etika, dan pemahaman akan aspek sosial-emosional. Nilai-nilai yang dianut oleh individu, terutama para pemimpin dan pendidik, membentuk landasan moral yang membimbing keputusan mereka. Modul ini juga menekankan bahwa pengambilan keputusan yang tepat memiliki dampak besar pada pembelajaran yang memerdekakan dan mempengaruhi masa depan murid. Kaitannya dengan modul-modul sebelumnya adalah bahwa pemahaman nilai-nilai, etika, dan aspek sosial-emosional telah menjadi pondasi penting dalam mengembangkan pemimpin dan pendidik yang kompeten dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang berdaya guna dan inklusif.

 

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Pemahaman saya tentang konsep-konsep yang telah dipelajari di modul ini cukup baik. Dilema etika dan bujukan moral memberikan wawasan yang mendalam tentang kompleksitas pengambilan keputusan dalam situasi moral. Empat paradigma pengambilan keputusan memberikan sudut pandang yang beragam dalam menganalisis dan memahami proses pengambilan keputusan. Tiga prinsip pengambilan keputusan memberikan kerangka kerja yang berguna untuk membimbing keputusan yang etis dan efektif. Sementara sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan memberikan pendekatan sistematis untuk mengambil keputusan yang berbasis bukti. Tidak ada hal-hal yang secara khusus di luar dugaan, tetapi modul ini memperkuat pentingnya refleksi dan pertimbangan yang mendalam dalam pengambilan keputusan etis dan mengingatkan betapa kompleksnya proses ini dalam konteks berbagai paradigma dan prinsip yang berlaku.

 

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Saya pernah mengambil keputusan tanpa mengetahui adanya tahapan dalam pengujian dan pengambilan keputusan. Namun, setelah mempelajari modul ini, saya menyadari bahwa sebelum mengambil keputusan, sangat penting untuk menentukan paradigma, mengikuti prinsip, dan menjalankan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan terlebih dahulu. Hal ini harus dilakukan dengan berlandaskan pada nilai-nilai kebajikan, berpihak pada kepentingan murid, dan bertanggung jawab.

 

Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Dampak yang terjadi pada diri saya dalam mempelajari ini yaitu saya dapat memahami konsep-konsep pengambilan keputusan, terutama dalam konteks dilema etika dan prinsip-prinsip moral, telah memberi saya wawasan yang lebih mendalam tentang proses pengambilan keputusan. Sebelumnya saya mengambil keputusan tidak banyak mempertimbangkan aspek-aspek yang ada, sehingga hanya berlandaskan situasi dan logika sederhana saja. Namun dengan mengikuti pembelajaran modul ini, saya merasa terbantu dalam mempertimbangkan keputusan yang saya ambil. Dengan demikian, pemahaman ini telah meningkatkan kemampuan saya dalam mengambil keputusan yang lebih bijaksana, etis, dan berorientasi pada dampak jangka panjang.

 

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Mempelajari topik modul ini sangat penting bagi saya, baik sebagai individu maupun sebagai seorang pemimpin. Memahami dilema etika, prinsip-prinsip moral, serta paradigma dan langkah-langkah pengambilan keputusan membantu saya mengembangkan keterampilan kritis, empati, dan reflektif yang diperlukan untuk membuat keputusan yang tepat, efektif dan bertanggung jawab dalam situasi yang kompleks.

 

Demonstrasi Kontekstual Modul 3.1

TUGAS DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 3.1

PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN 

SEBAGAI PEMIMPIN

Nama CGP : Darmawan

Sekolah : SMKN Lengkong

Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat melakukan suatu analisis atas penerapan proses pengambilan keputusan berdasarkan pengetahuan yang telah dipelajarinya tentang berbagai paradigma, prinsip, pengambilan dan pengujian keputusan di sekolah asal masing-masing dan di sekolah/lingkungan lain.

Tugas Wawancara dengan Pimpinan/Kepala Sekolah:

CGP diminta untuk mewawancarai 2-3 pimpinan (kepala sekolah) di lingkungan Anda (salah satunya adalah pimpinan di sekolah asal Anda).

Hasil wawancara ini adalah untuk mendapatkan sebuah wacana tentang praktik pengambilan keputusan yang selama ini dijalankan, terutama untuk kasus-kasus yang di mana nilai-nilai kebajikan saling bersinggungan, atau untuk kasus-kasus dilema etika yang sama-sama benar.

Apa yang selama ini dilakukan pimpinan-pimpinan tersebut, praktik apa yang selama ini dijalankan?

Analisis praktik pengambilan keputusan dilema etika tersebut di antara para pemimpin yang Anda wawancarai, dan kaitkan dengan pengetahuan Anda sendiri tentang 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian.

Analisis dan lakukan refleksi atas hasil wawancara tersebut. Silakan unggah hasil wawancara dan refleksi Anda dalam bentuk video/audio/tertulis.

======================================================================

Saya melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah saya sendiri di SMKN Lengkong Kabupaten Nganjuk yaitu Bapak Supriyono, S.Kom., M.A.P.. Kemudian wawancara ke-2 dengan Kepala SDN Banjardowo 1 Ibu Intan Bayduri, S.Pd.SD.

Hasil wawancara 1 dengan Kepala SMKN Lengkong, Bapak Supriyono, S.Kom., M.A.P.

 

  • Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?

Tanggapan:

Banyak sekali permasalahan atau kasus-kasus yang ada di dunia pendidikan di sekolah yang harus dihadapi oleh kepala sekolah sebagai seorang pemimpin. Kasus-kasus yang terjadi terkait dengan kebutuhan dan kepentingan banyak orang, terutama murid. Namun ada faktor-faktor yang membuat masalah itu sebagai suatu dilema etika dan ada juga bujukan moral. Dari kasus yang dialami tentunya sebagai pemimpin sekolah harus bisa mengidentifikasi dengan berbagai parameter sebelum menentukan suatu keputusan. Dengan menggunakan berbagai cara agar bisa memetakan apakah kasus yang dihadapi merupakan dilema etika atau bujukan moral. Kemudian melakukan komunikasi dengan orang-orang yang terlibat untuk mengetahui aspek-aspek yang mungkin bisa ada atau muncul dalam masalah tersebut, seperti aspek hukum, aspek moral, dan aspek-aspek yang lain. Ada 4 paradigma yang perlu dicermati, 3 prinsip yang harus dipegang, dan 9 langkah pengujian agar masalah tersebut bisa diidentifikasi dengan baik sehingga menghasilkan keputusan yang bijak.

  • Selama ini, bagaimana Anda menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Anda, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan?

Tanggapan:

Dengan dua kepentingan yang sama-sama baik atau benar, maka saya harus menyeleksi kepentingan yang mendapat prioritas berdasarkan beberapa aspek, diantaranya apakah itu merupakan kepentingan perorangan atau banyak orang, berdampak sesaat atau jangka panjang, memenuhi rasa keadilan atau sekedar belas kasihan, dll,

  • Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini?

Tanggapan:

Menggali informasi dari setiap permasalahan, mulai dari penyebabnya, siapa saja yang terlibat, dan hasil yang ingin dicapai. Jika menggunakan dasar pertimbangan dari dalam diri maka memilih kebenaran yang paling kecil mudharatnya dan besar manfaatnya. Mengutamakan kepentingan peserta didik jika kasus itu berhubungan dengan peserta didi,. dengan berdasarkan pada prinsip berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan, dan berpikir berbasis rasa peduli. Mengambil keputusan yang bertanggung awab untuk dilaksanakan.

  • Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

Tanggapan:

Kasus dilema etika sebenarnya dapat diselesaikan dengan bijak, karena ada beberapa pertanyaan-pertanyaan yang mampu menjembatani masalah sehingga merujuk pada suatu pilihan keputusan yang bisa dianggap paling bijak. Butuh keberanian untuk mengambil resiko sehingga kasus dilema etika yang berdampak pada orang banyak terlebih lagi murid akan bisa cepat selesai.

  • Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

Tanggapan:

Tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika salah satunya yaitu bahwa keputusan yang diambil  tidak bisa memuaskan semua orang atau tidak memenuhi keinginan sebagian orang. Dan sekalipun itu keputusan yang mungkin tidak pas, maka sebagai pihak yang ada di dalamnya harus tetap melaksanakan keputusan yang sudah diambil.

  • Apakah Anda memiliki sebuah tata kelola atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Anda langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Anda jalankan?

Tanggapan:

Tidak ada jadwal khusus untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Tergantung tingkat prioritas kasus yang dihadapi saat itu, dan juga kompleksitas kasusnya. Jika melibatkan banyak orang bisa saja perlu waktu khusus, namun jika dirasa sederhana maka bisa segera diambil keputusan.

  • Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?

Tanggapan:

Semua warga sekolah atau orang yang berkompeten dibidangnya akan mempermudah atau membantu saya dalam mengambil keputusan.

  • Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Anda petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika?

Tanggapan:

Pembelajaran yang saya dapatkan dari pengalaman saya mengambil keputusan dilema etika diantaranya adalah sebagai seorang penentu kebijakan maka harus bisa sedini mungkin mengidentifikasi masalah yang muncul, melakukan tindakan awal dengan pengujian-pengujian, menentukan paradigma yang dihadapi, mengambil keputusan yang lebih besar manfaatnya, dan diutamakan untuk pemenuhan kebutuhan murid.

Hasil Wawancara 2 dengan Kepala SDN Banjardowo 1, Ibu Intan Bayduri, S.Pd.SD.

  • Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?

Tanggapan:

Dengan menganalisa kasus yang saya hadapi dan mengklasifikasikan apakah termasuk dilema etika (benar lawan benar) atau bujukan moral (benar lawan salah). Dilema etika merupakan situasi yang terjadi ketika harus memilih dan memutuskan antara dua pilihan yang kedua pilihan itu benar, namun secara moral tetapi bertentangan. Sedangkan bujukan moral (benar lawan salah) yaitu situasi ketika mengambil keputusan antara benar dan salah. Dalam melakukan analisa dengan memperhatikan prinsip, paradigma dan aspek-aspek pengambilan keputusan.

  • Selama ini, bagaimana Anda menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Anda, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan?

Tanggapan:

Dalam menyelesaikan masalah tersebut ada beberapa cara yang saya lakukan, yaitu : mengumpulkan fakta yang terjadi, siapa saja yang terlibat, menganalisis benar salahnya, membuat alternatif solusi, membuat keputusan dan mengevaluasi keputusan tersebut.

  • Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini?

Tanggapan:

  • Menggali informasi dari berbagai pihak terkait
  • Mengumpulkan fakta yang terjadi
  • Siapa saja yang terlibat
  • Menganalisis benar salahnya
  • Membuat alternatif solusi
  • Membuat keputusan
  • Mengevaluasi keputusan tersebut
  • Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

Tanggapan:

Menelaah siapa saja yang terlibat, menganalisis kasus tersebut mendesak atau tidak dan berusaha mengambil keputusan yang terbaik.

  • Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

Tanggapan:

Ketika masalah tersebut mempunyai nilai yang sama sama penting tetapi harus ada yang didahulukan dan adanya peraturan yang harus kita laksanakan.

  • Apakah Anda memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Anda langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Anda jalankan?

Tanggapan:

Tidak ada jadwal khusus, tetapi ada prosedur menganalisis, mempertimbangkan dan memusyawarahkan kasus dilema etika tersebut secara formal maupun non formal.

  • Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?

Tanggapan:

Yang mempermudah atau membantu adalah orang-orang yang terlibat atau terkait dalam permasalahan dilema tersebut.

  • Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Anda petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika?

Tanggapan:

Sebelum kita mengambil keputusan kita harus menganalisa kasus yang ada, melakukan pertimbangan-pertimbangan karena setiap keputusan tidak biasa memuaskan semua pihak. Semua pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan harus siap menerima dan menghormati setiap keputusan yang telah ditetapkan.

Daftar Tugas/Checklist Refleksi Wawancara: 

No.

Tugas

Ada (A)/

Tidak Ada (TA)

1. Isi: Hal-hal menarik apa yang muncul dari wawancara tersebut, pertanyaan-pertanyaan mengganjal apa yang masih ada dari hasil wawancara bila dibandingkan dengan hal-hal yang Anda pelajari seperti 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian, apa yang Anda dapatkan? A
2. Isi: Bagaimana hasil wawancara antara 2-3 pimpinan yang Anda wawancarai, adakah sebuah persamaan, atau perbedaan. Kira-kira ada yang menonjol dari salah satu pimpinan tersebut, mengapa, apa yang membedakan?

A

3. Isi: Apa rencana ke depan para pimpinan dalam menjalani pengambilan keputusan yang mengandung unsur dilema etika? Bagaimana mereka bisa mengukur efektivitas pengambilan keputusan mereka?

A

4. Isi: Bagaimana Anda sendiri akan menerapkan pengambilan keputusan dilema etika pada lingkungan Anda, pada murid-murid Anda, dan pada kolega guru-guru Anda yang lain? Kapan Anda akan menerapkannya?

A

5. Teknis: Kejelasan suara/tulisan di video/blog naratif Anda, format apa yang akan gunakan, sudahkah Anda mengujinya/membacanya dan melihat hasilnya/membayangkan bila orang lain membaca tulisan Anda?

A

6. Teknis: Durasi waktu/panjang tulisan, apakah sudah diuji untuk maksimal dan minimal waktu berbicara, atau apakah sudah ditinjau isi dan panjang tulisan Anda, dan kepadatan/intisari materi yang Anda ingin sampaikan?

A

Penjelasan:

  1. Hal-hal menarik apa yang muncul dari wawancara tersebut, pertanyaan-pertanyaan mengganjal apa yang masih ada dari hasil wawancara bila dibandingkan dengan hal-hal yang Anda pelajari seperti 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian, apa yang Anda dapatkan?

Selama melakukan wawancara, saya merasa tidak ada pertanyaan yang mengganjal dalam pikiran saya. Hal-hal yang menarik dari wawancara tersebut diantaranya ada  kasus yang diselesaikan dalam proses yang lama sampai menanti adanya perubahan dari sikap murid yang bermasalah.

  1. Isi: Bagaimana hasil wawancara antara 2-3 pimpinan yang Anda wawancarai, adakah sebuah persamaan, atau perbedaan. Kira-kira ada yang menonjol dari salah satu pimpinan tersebut, mengapa, apa yang membedakan?

Secara umum hasil wawancara dengan 2 pimpinan yang berbeda mempunyai kesamaan, walaupun tidak sama persis. Ada yang menonjol karena ketegasan dalam pengambilan keputusan lebih cepat dalam merespon masalah namun ada yang harus mempertimbangkan berbagai aspek dalam paradigma dan prinsip yang ditanamkan pada pimpinan tersebut.

  1. Isi: Apa rencana ke depan para pimpinan dalam menjalani pengambilan keputusan yang mengandung unsur dilema etika? Bagaimana mereka bisa mengukur efektivitas pengambilan keputusan mereka?

Setiap pimpinan pasti mempunyai rencana kerja ke depan, dan rencana tersebut ada kebijakan-kebijakan  yang akan dilakukan. Dalam melaksanakan kebijakan tentu ada keputusan yang diambil, dan mungkin saja ada kasus/masalah dilema etika dari kebijakan yang akan diputuskan. Maka dari itu perlu manajemen yang baik dan mempunyai metode yang tepat dalam pengambilan keputusan, diantaranya dengan mempertimbangkan 4 paradigma. 3 prinsip, dan 9 pertanyaan pengujian.

  1. Isi: Bagaimana Anda sendiri akan menerapkan pengambilan keputusan dilema etika pada lingkungan Anda, pada murid-murid Anda, dan pada kolega guru-guru Anda yang lain? Kapan Anda akan menerapkannya?

Saya akan menerapkan pengambilan keputusan dilema etika secara hati-hati dan mempertimbangkan berbagai aspek yang berkaitan dengan kasus/masalah yang dihadapi. Saya akan menerapkannya sesegera mungkin jika memang ada masalah yang cukup membuat dilema etika.

  1. Teknis: Kejelasan suara/tulisan di video/blog naratif Anda, format apa yang akan gunakan, sudahkah Anda mengujinya/membacanya dan melihat hasilnya/membayangkan bila orang lain membaca tulisan Anda?

Saya kira tidak ada masalah, dan cukup jelas untuk dipahami oleh pembaca.

  1. Teknis: Durasi waktu/panjang tulisan, apakah sudah diuji untuk maksimal dan minimal waktu berbicara, atau apakah sudah ditinjau isi dan panjang tulisan Anda, dan kepadatan/intisari materi yang Anda ingin sampaikan?

Menurut saya sudah cukup baik dari segi materi yang disajikan.